Sungai Citarum Suguhkan Wisata Rafting yang Menawan

Menwa Yon XI/UPI udah melakukan kegiatan latihan rafting atau arung jeram yang pas itu dihadiri oleh 12 orang, menyusuri sungai Citarum sampai tembus keCianjur. Bersama Yayasan KAPINIS Indonesia, kami dilatih bagaimana berarung jeram bersama dengan baik dan benar.

Saya saat melakukan aggressive swimming position Pak Wawan Purwanaselaku Ketua Yayasan KAPINIS Indonesia yang terhitung Alumni Menwa Yon II/Unpad ini memberi tambahan kami materi tentang bagaimana tehnik berenang di arus yakni secara defensive swimming position dan aggressive swimming position, bagaimana mendayung yang baik dan benar, penjabaran klasifikasi tingkat kesusahan sungai berasal dari menjadi Grade I – VI, dan juga alat-alat yang perlu digunakan saat berarung jeram seperti helm, pelampung, dayung dan perahu karet.

Berbaris untuk persiapan rafting Setelah pemberian materi, kami pun bergegas untuk mengenakan peralatan paket arung jeram komplit, seperti helm, pelampung, dayung, dan lainnya yang dibutuhkan. Kami dibagi jadi 2 tim yang masing-masing terdiri berasal dari 6 orang dan 1 Skipper, yakni orang yang memberi tambahan instruksi terhadap penumpang untuk melakukan gerakan dan/atau mendayung sepanjang dalam pengarungan. Keberadaan seorang Skipper benar-benar penting, dikarenakan dialah yang dapat mengarahkan dan mengatur lajuperahu. Untuk jadi Skipper, Anda perlu mempunyai ilmu tentangarung jeram,teknik mendayung, sadar pembawaan sungai yang diarungidan tehnik river rescue. Seorang skipper yang baik dapat membagi pengalamannya terhadap Anda dan selamanya berusaha untuk membawa dampak Anda safe dan nikmati pengarungan.

Pengisian udara untuk perahu karet agar sanggup bersama dengan nyaman digunakan saat rafting terjadi Ketika itu suasana sungai Citarum berada terhadap Grade III, di mana sungai bersama dengan tingkat kesusahan menengah; jeram menjadi tidak beraturan dan memadai sulit, dan juga sanggup menenggelamkan perahu. Manuver-manuver terhadap arus deras dan juga pemeriksaan perahu terhadap lintasan sempit kerap diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers barangkali ada, tetapi sanggup bersama dengan ringan dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras kerap ditemukan, terutama terhadap sungai-sungai besar. Ditengah pengarungan, kami dikenali zona-zona sungai oleh Skipper seperti Hole(Putaran air yang terbentuk pas arus sungai jatuh diatas batu dan berputar secara terus menerus), Horizon line(Biasanya tandanya ada air terjun atau tebing yang menurun tajam. Jika terkandung horizon line dalam suatu pengarungan tetapi tetap samar, benar-benar bijaksana untuk menepikan perahu dan melakukan scouting demi keselamatan semua.), Hydraulic (Formasi air yang diikuti penurunan bersama dengan tiba-tiba terhadap badan sungai atau turunan diatas halangan yang terbentuk berasal dari suatu putaran yang kuatpada basic turunan. Tekanan putaran berasal dari suatu hydraulic yang kuat sanggup menahan perahu dan penumpang dalam pas yang tidak sanggup ditentukan.), Maytag ( Tertahan terhadap hole dan berputar-putar seperti dalam mesin cuci. Situasi yang tidak menyenangkan!), Wrap (Perahu yang terjepit terhadap batu atau rintangan. Melepaskannya bersama dengan berdiri diatas batu tersebut atau segi tertinggi berasal dari perahu lantas menggeserkannya kekiri atau kekanan. Bila arus benar-benar kuat menghimpit perahu agar sulit dilepaskan, perahu sanggup sedikit dikempeskan.), dan sebagainya. Sesekali ”Bomm” nampak berasal dari mulut Skipper. Artinya kami perlu segera mengangkat dayung dan badan merunduk ke dalam perahu, dan juga berpegangan terhadap perahu. Ada lebih dari satu titik ”Bomm” yang membakar adrenalin sekaligus membawa dampak ketagihan. Skipper kami pun benar-benar sadar jalur dan juga anatomi bebatuan di sepanjang lintasan yang dilewati. Dia coba keliru satu langkah di lebih dari satu arung panjang yang tidak begitu bergelombang. Dia menantang kami bersama dengan menggulingkan perahu dan kami pun otomatis turun ke dalam air sungai selanjutnya berusaha untuk naik kembali ke perahu bersama dengan awalan pull-up bersama dengan posisi kedua tangan memegang tali pengaman di segi perahu. Kegiatan arung jeram ini merupakan keliru satu kegiatan yang perlu dikuasai oleh para anggota Resimen Mahasiswa agar nanti saat diterjunkan di medan perang dalam rangka membela Negara di wilayah laut atau sungai, para anggota Resimen Mahasiswa udah sanggup menggunakan arung jeram sebagai keliru satu langkah menyelamatkan diri dan rakyat lewat jalur perairan. Bravo YON XI !!!