Sedikit Cerita Sejarah Dibalik Tari Saman dan Tari Indang – Ada banyak cerita dibalik setiap kesenian, hal inilah yang menjadikanya terlihat berkesan dan penuh sejarah. Selain itu dengan adanya cerita bisa menjadi dasar atau asal usul terbentuknya dari kesenian itu tadi.
Hampir setiap kesenian khas Indonesia pasti mempunyai certia dibaliknya, untuk itu kali ini saya berkesempatan membagi sedikit cerita sejarah dari beberapa kesenian, lebih tepatnya cerita dari beragam kesenian tari daerah Sumatera.
1. Tari Saman
Yang pertama ada Tari Saman. Pada awal mulanya Tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman, salah satu ulama Gayo (suku setempat) pada abad XIV Masehi, di kawasan tinggi Gayo.
Kesenian ini dasarnya adalah bentuk dari permainan rakyat yang di beri nama Pok Ane. Akan tetapi, ditambahkan beberapa iringan syair yang mengungkap rasa syukur kepada Allah SWT. Selain itu adapun diiringi dengan oleh kombinasi tepukan dari si penari itu sendiri.
Pada saat itu tari satu ini menjadi salah satu bentuk media dakwah untuk memperdekat ke masyarakat.
Dahulunya tari saman hanya diperuntukan atau ditampilkan pada beberapa peristiwa penting, seperti untuk memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW atau yang biasa kita kenal dengan Maulid Nabi.
Kesenian satu ini biasanya akan dipimpin oleh seorang yang umumnya dikenal sebagai Syekh. Disamping itu para penari Saman sekaligus Syekh harus dapat bekerja sama dengan baik sehingga bisa tercipta pola postur gerakan yang serasi dan kompak.
2. Tari Indang
Selanjutnya kita beralih ke Tari Indang, ini adalah bentuk kesenian yang kental dengan campur tangan budaya Islam di kawasan Minangkabau, sekaligus menjadikan budaya yang mendidik melalui surau.
Tari Indang menyebar dab tumbuh di dalam masyarakat Minang, Padang Sumatera Barat. Datang sebagai bentuk perwujudan dari masuknya agama Islam ke wilayah Sumatera Barat sekitar pada masa abad ke-13.
Menurut cerita sejarah yang beredar tari ini merupakan hasil dari akulturasi budaya setempat (Minang) dan Islam yang meluas sekitar pada abad ke-14.
Peradaban Islam muncul melalui jalur perdagangan yang masuk ke Aceh, yang bermula dari pesisir bagian barat Sumatera hingga meluas ke bagian daerah Ulakan Pariaman.
Seperti yang telah saya katakan tadi, kesenian satu ini tumbuh dan berkembang melalui perkumpulan atau surau surau yang umumnya diadakan oleh beberapa aktivitas mengaji.
Oleh karena itu tari saman bersifat pendidikan agama, tak hanya itu saja bagian dari isi nyanyian atau syair juga memuat perihal tentang pengajaran agama.
Disamping itu juga Tari Indang merupakan bentuk permainan khas daerah yang menyangkut pemain berjumlah ganjil, 9 hingga 25 orang penari.
Yang mana semua duduk secara berdampingan dan mereka memainkan alat indang atau ripai, dengan mengiringi setiap pola gerak yang di ikuti lagu secara bersamaan.
Para penari juga diharuskan untuk memainkan alat Indang dengan cara memukul menggunakan tangan atau bisa juga menjentikkan jari.
Nah itulah Sedikit Cerita Sejarah Dibalik Tari Saman dan Tari Indang, untuk lebih lengkapnya kamu bisa kunjungi greatnesia.id