Apabila membahas mengenai penyair di Indonesia, salah satu yang paling terkenal adalah Chairil Anwar. Ada banyak orang yang mengenal nama ini setelah melambungnya film Ada Apa Dengan Cinta. Sehingga generasi yang menonton AADC turut membaca buku dari Sjuman Djaya yang merupakan buku Rangga yang dibaca Cinta di salah satu scenenya. Buku “ Aku” tersebut merupakan kisah perjalanan hidup dari Chairil Anwar yang dikenal dengan panggilan si binatang jalang.
Sedangkan bagi yang belum mengenal mengenai sosok penyair modern Indonesia ini, bisa mengenalnya terlebih dahulu dari beberapa kutipan puisi Chairil Anwar seperti berikut ini:
• Di dalam puisi berjudul Aku yang ditulis Maret 1943 yang juga merupakan salah satu karya paling populernya, Ia menuliskan kutipan yang paling terkenal “aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang” dan kutipan terkenal lainnya “aku mau hidup seribu tahun lagi”.
• Di dalam puisi berjudul Diponegoro yang ditulis Februari 1943, ada juga berbagai kata yang terkenal dan biasanya dilihat yaitu ‘sekali berarti, sudah itu mati’.
• Di dalam puisi Krawang-Bekasi merupakan puisi yang ditulis untuk peperangan Krawang-Bekasi. Ada kata-kata yang ditulis seperti ‘kami sekarang mayat, berikan kami arti, berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian’.
• Di puisinya yang berjudul Sia-Sia, salah satu kalimat pamungkas yang dikutip oleh banyak orang termasuk juga generasi sekarang yaitu ‘mampus kau dikoyak-koyak sepi’.
• Dalam puisinya yang berjudul Derai-Derai Cemara, kalimat pamungkas yang banyak dikutip dan dikenal hingga kini adalah sajak ‘hidup hanya menunda kekalahan’.
• Di puisi Cinta dan Benci, Chairil menuliskan ‘sekarang aku tahu, bahwa cinta dan benci adalah saudara, yang membodohi kita, memisahkan kita’.
Dan masih banyak sekali puisi Chairil Anwar lainnya yang legendaris dan perlu untuk diketahui. Chairil tidak hanya seorang ikon pujangga di Indonesia saja, tetapi juga salah satu pelopor puisi modern Indonesia dengan angkatan ’45 lainnya yaitu Asrul Sani, Rivai Apin, dan H.B Jassin. Untuk lebih mengenalnya bisa untuk membaca berbagai karyanya dalam Aku 1943, Aku Ini Binatang Jalang tahun 1986, Deru Campur Debu tahun 1991, dan beragam karya lainnya.
More Stories
Panduan perawatan muka terakhir menurut adeena 2023
Jasa Sedot WC Pondok Kopi – Wilayah Jakarta Timur (Jasatinja)
Teknik maksimalkan social media untuk penjualan