Cara Mulai Bisnis Bagi Pemula

Trik Memulai Bisnis

Belajar dari Pandemi, Begini Cara Atur Keuangan di Era New Normal

Karena pandemi, semua orang kini harus mengatur ulang lagi prioritasnya terutama yang terkait keuangan. Mau beli ini itu, mau kredit, mau ambil pinjaman cepat, sampai punya rencana nikah pun, semua perlu dipikirkan ulang. Sebab, khususnya di Indonesia, pandemi Corona sendiri masih belum mereda. Ini terlihat dari banyaknya kasus positif yang masih bertambah setiap harinya. 

Namun, per Juni 2020, pemerintah mulai melonggarkan berbagai pembatasan dan menggaungkan hidup dengan New Normal atau Normal Baru. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan perekonomian yang lesu sejak Corona melanda. Tentunya dengan tidak abai terhadap protokol kesehatan yang berlaku selama beraktivitas atau bekerja kembali di luar rumah. Tetap gunakan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. 

Selain mengatur ulang prioritas, adanya pandemi covid juga mengajarkan kita banyak hal terkait kebiasaan dan pengaturan keuangan. Karena meski harus karantina di rumah aja seperti beberapa waktu lalu, hidup harus tetap berjalan & berbagai kebutuhan harus dibayar. Banyak dari kita yang mungkin bingung menghadapi pandemi ketika tabungan menipis dan kondisi ekonomi lesu. Maka dari itu, agar lebih siap ke depannya, yuk atur ulang keuangan di era Normal Baru ini dengan 4 cara berikut. 

Anggaran keuangan adalah hal mutlak yang harus dimiliki

Anggaran keuangan adalah hal mendasar yang harus dimiliki pertama kalau mau hidup teratur & stabil. Jika sebelum pandemi mungkin kita masih kerap menggunakan ilmu “kira-kira” dalam menghitung pemasukan & pengeluaran, kali ini yuk buang jauh-jauh kebiasaan tersebut. Membuat anggaran keuangan itu mudah kok. Bisa lewat excel atau lewat berbagai aplikasi pengaturan keuangan gratis yang dapat didownload di Google Play Store atau App Store. Dengan adanya anggaran keuangan, semua pemasukan, pengeluaran, prioritas, hingga letak borosnya pengeluaran di mana, bisa kita ketahui dengan mudah. 

Utamakan tabungan dan dana darurat

Idealnya, anggaran keuangan dibuat dengan mengandalkan rumus atau formula 50-30-20. 50% untuk kebutuhan primer, 30% untuk kebutuhan cicilan dan hiburan, dan 20% untuk kebutuhan tabungan serta investasi. Kalau biasanya menabung dilakukan saat ada dana sisa, kali ini yuk prioritaskan tabungan darurat di awal saat baru terima gaji. Kurangi konsumsi, perbanyak menabung. Sebab, belum ada yang tau kapan pandemi akan berakhir. Jadi, mumpung sudah New Normal, penghasilan yang didapat bisa diprioritaskan lebih untuk tabungan. Toh hasilnya akan kembali lagi untuk menolong diri kita sendiri di masa-masa sulit. 

Perbanyak sumber penghasilan, kurangi fasilitas kredit

Belajar dari pandemi, banyak bisnis atau perusahaan yang berguguran karena operasional & keuangannya turut terimbas. Efeknya kemudian berganda mulai dari pemilik bisnis itu sendiri sampai ke para karyawannya. Maka dari itulah, sekarang sudah bukan saatnya lagi untuk bertumpu pada satu sumber penghasilan saja. Supaya kondisi finansial lebih stabil di segala kondisi, minimal milikilah dua sumber penghasilan dalam satu waktu. 

Meski jumlahnya tidak sama besar, paling tidak jika salah satunya ada kendala, kita masih punya backup penghasilan dari sumber yang lain. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa memiliki sumber penghasilan sekunder, misalnya dengan berbisnis kecil-kecilan atau mencari pekerjaan freelance yang sesuai dengan hobi atau keahlian yang dimiliki. 

Kalau sumber penghasilannya sudah lebih dari satu, usahakan kebutuhan & pengeluaran tetap sama seperti sebelumnya. Ini supaya uang yang tersisa dan bisa dialokasikan untuk tabungan jadi lebih banyak. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi kepemilikan alat atau fasilitas kredit, misalnya kartu kredit, aplikasi cicilan online, dan sejenisnya. Makin banyak fasilitas kredit yang dimiliki, biasanya dorongan untuk konsumtif juga semakin besar. 

Untuk mempermudah transaksi dan pembayaran aneka tagihan, satu atau dua fasilitas kredit bisa dimiliki. Saat ini, jenis fasilitas kredit pun sudah sangat beragam. Bukan hanya kartu kredit perbankan, ada juga yang berbasis online seperti Kredivo. Bukan hanya bisa digunakan untuk transaksi kredit di merchant, bahkan Kredivo juga bisa digunakan untuk mengajukan pinjaman cepat di kondisi darurat. Sama dengan fitur tarik tunai kalau di kartu kredit bank. 

Bedanya, supaya bisa punya akses kredit dan pinjaman cepat dari Kredivo, kita nggak perlu susah-susah nyiapin dokumen fisik dan datang langsung. Semua pendaftaran dan pengajuan dapat dilakukan dari rumah melalui smartphone dengan cara download aplikasi Kredivo di Google Play Store atau App Store. Kredivo menyediakan limit maksimal hingga Rp 30 juta lho bagi pengguna yang mendaftarkan diri sebagai akun Premium. 

Limit tersebut dapat digunakan untuk transaksi cicilan s.d 12 bulan di ratusan merchant populer seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, hingga dicairkan menjadi pinjaman cepat tunai mulai dari 500 ribu. Yang menarik, Kredivo menerapkan suku bunga yang cukup rendah untuk cicilan barang ataupun pinjaman cepat online-nya, hanya 2,95% per bulan. Bukan cuma lebih praktis untuk transaksi, menggunakan fasilitas kredit dan pinjaman cepat online dari Kredivo juga bisa meminimalisir kontak fisik dengan orang ataupun benda-benda yang riskan tertular virus. Tertarik coba?

Utamakan penggunaan fasilitas pembayaran digital

Bukan cuma kredit online, untuk transaksi yang aman dari kontak fisik dan pertukaran benda seperti kartu, ada juga dompet digital atau e-wallet yang bisa diandalkan. Mulai dari DANA, OVO, GOPAY, LinkAJA, dan masih banyak lagi. Bagi kamu yang tinggal di wilayah perkotaan, e-wallet bisa membantu mengurangi frekuensi pengambilan uang tunai lewat ATM ataupun bank di tengah pandemi seperti sekarang. Kekurangannya, pilihan merchant-nya masih terbatas tidak seperti transaksi dengan uang tunai. Namun, di sisi lain, promonya biasanya juga melimpah lho! Selain bisa meminimalisir tertular virus, jika penggunaanya bijak, e-wallet juga bisa bikin kita jadi lebih hemat.